Rabu, 06 Juli 2011

Dakwah Rasul Periode makkah

DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
(13 tahun).

Dimulainya Dakwah (ada beberapa pendapat):
Pertama; Sejak nabi Adam as digoda oleh Iblis di Sorga.
Al-Qur’an mengajarkan tentang hal ini dalam surat Thaha: 120-121.
šZuqóuqsù ÏmøŠs9Î) ß`»sÜø¤±9$# tA$s% ãPyŠ$t«¯»tƒ ö@yd y79ߊr& 4n?tã Íotyfx© Ï$ù#èƒø:$# 77ù=ãBur žw 4n?ö7tƒ ÇÊËÉÈ
ŸxŸ2r'sù $pk÷]ÏB ôNyt7sù $yJçlm; $yJßgè?ºuäöqy $s)ÏÿsÛur Èb$xÿÅÁøƒs $yJÍköŽn=tã `ÏB É-uur Ïp¨Ypgø:$# 4 #Ó|Âtãur ãPyŠ#uä ¼çm­/u 3uqtósù ÇÊËÊÈ

120.  Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi[*] dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
121.  Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia[**].

[*]  pohon itu dinamakan Syajaratulkhuldi (pohon kekekalan), Karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal, tidak akan mati, pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
[**]  yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah Karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. kesalahan Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, Karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang Bagaimanapun kecilnya.

Menurut Thoha Yahya Omar. Ayat ini sebagai petunjuka bahwa Dakwah dalam arti umum telah bermula sejak Syaithan berhasil menbujuk Nabi dam untuk melakukan apa yang diinginkannya. Cuma masalahnya adalah, bahwa sabyeknya adalah Syaithan bukan manusia,maka proses ini kendatipun mendekati pengertian dakwah, tidaklah dimasukan ke dalam pembicaraan saat bermulanya dakwah, sebab subyek dari ilmu dakwah adalah manusia.

Kedua; Sejak Nabi Nuh as.
Dikisahkan leh Allah dalam surat Nuh ayat 1-9 tentang kegiatan tabligh yang telah dilakukan oleh Rasulullah Nuh as.
!$¯RÎ) $uZù=yör& %·nqçR 4n<Î) ÿ¾ÏmÏBöqs% ÷br& öÉRr& y7tBöqs% `ÏB È@ö7s% br& óOßguÏ?ù'tƒ ë>#xtã ÒOŠÏ9r& ÇÊÈ
tA$s% ÉQöqs)»tƒ ÎoTÎ) ö/ä3s9 ֍ƒÉtR îûüÎ7B ÇËÈ
Èbr& (#rßç6ôã$# ©!$# çnqà)¨?$#ur ÈbqãèÏÛr&ur ÇÌÈ
öÏÿøótƒ /ä3s9 `ÏiB ö/ä3Î/qçRèŒ öNä.ö½jzxsãƒur #n<Î) 9@y_r& K|¡B 4 ¨bÎ) Ÿ@y_r& «!$# #sŒÎ) uä!%y` Ÿw ㍨zxsム( öqs9 óOçFZä. šcqßJn=÷ès? ÇÍÈ
tA$s% Éb>u ÎoTÎ) ßNöqtãyŠ ÍGöqs% Wxøs9 #Y$ygtRur ÇÎÈ
öNn=sù óOèd÷ŠÌtƒ üÏä!%tæߊ žwÎ) #Y#tÏù ÇÏÈ
ÎoTÎ)ur $yJ¯=à2 öNßgè?öqtãyŠ tÏÿøótGÏ9 óOßgs9 (#þqè=yèy_ ÷LàiyèÎ6»|¹r& þÎû öNÍkÍX#sŒ#uä (#öqt±øótGó$#ur öNåku5$uŠÏO (#rŽ|Àr&ur (#rçŽy9õ3tFó$#ur #Y$t6õ3ÏGó$# ÇÐÈ
¢OèO ÎoTÎ) öNåkèEöqtãyŠ #Y$ygÅ_ ÇÑÈ
§NèO þÎoTÎ) àMZn=ôãr& öNçlm; ßNöuŽó r&ur öNçlm; #Y#uŽó Î) ÇÒÈ

1.  Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih",
2.  Nuh berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
3.  (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,
4.  Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu [memenjangkan umurmu) sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila Telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu Mengetahui".
5.  Nuh berkata: "Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku Telah menyeru kaumku malam dan siang,
6.  Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
7. Dan Sesungguhnya setiap kali Aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.
8.  Kemudian Sesungguhnya Aku Telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. [Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan dian-dian tidak berhasil).
9.  Kemudian Sesungguhnya Aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam.[sesudah melakukan da'wah secara diam-diam Kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil Maka nabi Nuh a.s. melakukan kedua cara itu dengan sekaligus).

Ketiga; Setelah turunnya wahyu pertama.
Setelah 40 hari lamanya Nabi berkhalwat, beliau menerima wahyu pertama QS.Al-‘Alaq 1-5.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[*],
5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[*]  Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

Kejadian yang dialaminya itu disampaikan kepada istrinya dan bersamanya menyampaikan kepada anak paman Khadijah (Waraqah bin Naufal) yang masih beragama Nasrani. Waraqah menerima dan berjanji seandainya usianya masih dia akan berada bersama Nabi ketika banyak umat manusia yang menentangnya.

Keempat; Setelah turunnya wahyu II.
Setelah enam bulan berselang Rasul menerima wahyu II (QS. Al-Muddatsir). Nampak pada ayat 1 dan 2 berisi perintah kepada Nabi untuk menyampaikan isi pernyataan wahyu Allah kepada sekalian manusia.
Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah wahyu II inilah yang mengawali Nabi diangkat menjadi Rasul. Sedangkan ketika menerima wahyu I beliau dikatakan sebagai nabi saja. (Prof. Thoha yahya Omar MA, Prof . H. Mahmud Yunus).

Kelima; Sejak Pidato Nabi di Padang Arofah (Haji Wada’) 9 Dulhijjah tahun 10 Kenabian.

Petunjuk-petunjuk pembinaan diri dalam merintis dan mengembangkan Dakwah agar meraih sukses (acuan surat al-Muddatsir:1-7);
$pkšr'¯»tƒ ãÏoO£ßJø9$# ÇÊÈ 1.  Hai orang yang berkemul (berselimut),
óOè% öÉRr'sù ÇËÈ 2.  Bangunlah, lalu berilah peringatan!
y
Pertama. Melakukan (berjuang) dengan penuh semangat dan percaya diri. Seperti digambarkan dengan menygsingkan selimut, lengan baju, penyampaian yang \mengandug unsur menakut-nakuti) menghadapi kaum musyrikin.
7­/uur ÷ŽÉi9s3sù ÇÌÈ    3.  Dan Tuhanmu agungkanlah!

Kedua. Membangun kesadarann dalam jiwanya bahwa segala sesuatu adalah kecil dihadapan Allah swt, hanya Allah yang besar (kuasa). Sehinggs ds’i harus menghadapi segala tantangan yangterjadi dalam melakukan tugas dakwah dengan rasa optimis akan perlindungan atau pembelaan Allah.
y7t/$uÏOur öÎdgsÜsù ÇÍÈ 4.  Dan pakaianmu bersihkanlah,

Ketiga. Membangun penampila lahiriah demi menarik simpati mereka yang diberi peringatan dan bimbingan. Jika pakaian saja perlu dibersihkan apa lagi jiwa dan badan pelaku dakwah.
tô_9$#ur öàf÷d$$sù ÇÎÈ
5.  Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

Keempat. Bersikap tegas dan tidak ada kompromi dalam perbuatan dosa, kata-kata kotor,dsb. (penyembahan berhala, syirik, dsb) tidak bisa ditolerir. (Aqidah).
Ÿwur `ãYôJs? çŽÏYõ3tGó¡n@ ÇÏÈ
6.  Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.


Kelima. Lakukan dakwah tanpa pamrih, tdak menntut suatu imbalan duniawi. Dakwah bersumber dari langit sehingga para penyampainya mampu melepaskan kaitan antara dakwahnya dan tujuan-tujuan pribadinya yang bersumber dari bumi (keduniaan). Jangan menganggap bahwa usaha dakwah sebagai anugerah kepada manusia, karena hal ini akan mengantar perasaan adanya jasa kepada mereka yang kemudian melahirkan usaha untuk menuntut imbalan duniawi dari mereka.
Menerima pemberian boleh, tapi bukan sebagai dakwahnya, dan tidak melalui permintaan halus atau tegas.
šÎh/tÏ9ur ÷ŽÉ9ô¹$$sù ÇÐÈ
7.  Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.


Keenam. Punya jiwa sabar (tabah menghadapi sesuatu yang sulit, berat, pahit yang harus diterima dan dihadapi dengan penuh tanggungjawab).

TEMA UTAMA membangun kerajaan Allah dalam hati manusia.
Upaya yang dilakukan pertama dan utama adalah menanamkan aqidah tauhid, melalui ayat-ayat Makiyah yang singkat dan padat.

BERBAGAI PENDAPAT TENGTANG TAHAPAN DAKWAH DI MAKKAH.
Menurut  Amin Said: Di bagi kepada empat periode:
1.      Rumah Tangga.
Adalah dakwah yang ditujukan kepada anggota keluarga (istri, anak dan maulanya) dan sahabat-sahabat karib (yang diyakini akan menerima ajakannya).
Pendekatan Dakwah periode ini adalah sirriyah (dilakukan secara sembunyi-sembunyi dari pengetahuan kafir Quraisy). Dakwah Sirriyah dilakukan selama 3 tahun. Sebutan lain dari dakwah periode ini adalah dakwatul afrad/ dakwah dengan pendekatan pribadi, yakni: “ajakan masuk Islam seorang demi seorang secara diam-diam, dari satu rumah kerumah yang lain”.
Hasil yang dicapainya dikenal dengan sebutan “Assabiqunal Awwalun”. Mereka masuk Islam atas ajakan Rasul secara langsung maupun melalui sahabat beliau Abu Bakar.
Termasuk dalam periode ini adalah pembinaan di rumah Al-Arqam bin Abil Arqam yang dilakukan oleh Rasullah kepada kelompok kecil yang baru masuk Islam itu.

2.      Keluarga.
Adalah dakwah yang ditujukan kepada keluarga dekat beliau (keluarga Abdul Muthallib). Dakwah ini dilakukan secara semi terang-terangan setelah turun QS. Asy-Syu’ara: 214-215.
öÉRr&ur y7s?uŽÏ±tã šúüÎ/tø%F{$# ÇËÊÍÈ
ôÙÏÿ÷z$#ur y7yn$uZy_ Ç`yJÏ9 y7yèt7¨?$# z`ÏB šúüÏZÏB÷sßJø9$# ÇËÊÎÈ

 Berilah peringatan kepada keluargamu yang dekat-dekat. Dan lemah-lembutlah thd orang-orang yang mengikutimu dari orang-orang beriman”.
Pendekatan yang dilakukan adalah mengumpulkan para anggota keluarga dalam suatu jamuan makan bersama, kemudian beliau sampaikan tentang berita kenabian dan mengajak mereka untuk mengikuti/menerimanya.
Pada saat inilah muncul penentang utama dari anggota keluarga beliau (Abu Lahab) yang peristiwanya diabadikan oleh Allah dalam QS. Al-Lahab/ al- Masad.

3.      Konfrontasi.
Adalah masa di mana Rasul melakukan dakwah secara terang-terangan di berbagai tempat berkumpulnya manusia dan berbagai kesempatan (dikerumunan orang yang sedang melakukan ibadah Haji, di pasar, dsb). Tahapan ini dilakukan setelah beliau mendapatkan perintah untuk itu. QS. Al-Hijr: 94
÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚ̍ôãr&ur Ç`tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# ÇÒÍÈ

Maka laksanakanlah apa yang telah diperintahkan (Allah) kepada mu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.

4.      Kekuatan.
Adalah dakwah yang dilakukan dengan atraktif dengan melakukan berbagai kegiatan yang disertai dengan kesiapan mental untuk menghadapi reaksi-reaksi yang bakal muncul.
Pendakatan dakwah yang dilakukan adalah kaum Muslimin melakukan berbagai macam peribadatan (shalat, membaca Qur’an, berdo’a, dsb) di tempat-tempat umum sehingga diketahui dengan jelas oleh orang-orang Quraisy sebagai suatu tindakan yang menunjukkan keberanian dan kekuatan yang dimiliki.
Periode ini berawal semenjak sahabat Umar menerima Islam, pada tahun ke delapan dari kenabian.

M. Said Ramadzan,  Dakwah Nabi dibagi menjadi 4 tahap:
Dua tahap di Makkah dan dua tahap lainnya di Madinah.
Dua tahap di Makkah adalah;
Pertama: Secara rahasia,dan
Kedua, Terang-terangan dengan menggunakan lisan saja tanpa perang.

Ali Mustafa Ya’kub, Dakwah Nabi di Makkah menggunakan 4 pendekatan:
(1) Pendekatan personal.
(2) Pendekatan pendidikan.
Rasulullah melakukan pendidikan kepada para sahabat yang telah menerima Islam secara bersama di rumah al-Arqam bin Abil Arqam.
(3) Pendekatan penawaran.
Rasulullahmendatangi para peziarah ke Makkah yang datang dari Yatsrib untuk menyampaikan berita kenabian.
(4) Pendekatan Missi.
       Rasulullah mengutus Mus’ab bin Umar untuk menjadi guru di Yatsrib.

Dakwah Rasul Di Makkah tidak lepas dari munculnya berbagai tantangan dari Kafir Quraisy. Tantangan dakwah yang dihadapi Rasul sangat beragam dari tantangan yang ringan sampai yang berat.
Tantangan-tantangan tersebut  adalah sebagai berikut;

Menurut Harjani Hefni, Lc.MA;
1.      Tantangan yang halus;
Ø  Negosiasi kepada Abu Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya..
Ø  Menawarkan kepada Muhammad ( wanita, kedudukan, harta, dokter).
Ø  Menawakan ibadah secara bergantian.
2.      Tantangan setengah kasar.
Ø  Mencemooh, menghina, melecehkan, mendustakan, mentertawakan, seperti dituduh orang gila.
Ø  Melontarkan propaganda bahwa ajaran muhammad adalah dongeng orang-orang terdahulu.
3.      Tindakan Kasar.
Ø  Menebarkan duri ditempat rasulullah lewat.
Ø  Melakukan penyiksaan terhadap para pengikut.
Ø  Blokade atau isolasi terhadap Rasul dan keluarganya.
Ø  Upaya pembunuhan terhadap Rasul secara bersama-sama.

Hasil yang diperolehpun, jika dibandingkan dengan dakwah di Madinah yang relatif lebih pendek waktunya, jauh lebih kecil dari segi kuantitas penganut. Namun demikian mereka yang tidak terbilang banyak itu sangatlah militan.

Faktor-faktor yang mendorong Quraisy menentang seruan Islam.
1.      Rivalitas tradisional ala Arab (persaingan berebut kekuasaan).
2.      Adanya persamaan hak dan derajat manusia yang diajarkan Islam (menghapus kasta yang ada).
3.      Khawatir atau takut untuk dibangkitan.
4.      Tradisi nenek moyang (taklid) yang sulit untuk ditinggalkan.
5.      Masalah ekonomi (kerugian materi).

Menurut A. Syalabi, bentuk-bentuk tantangan Quraisy sbb:
1.      Tidak menghiraukan seruan (karena dianggap agama baru itu akan sulit berkembang).
2.      Menghalangi orang-orang yang lemah untuk mendekat kepada Islam.
3.      Melakukan bujukan thd Nabi (tawaran harta, tahta dan wanita)
4.      Mengadakan pemboikotan terhadap Nabi, keluarga dan para pengikutnya.
5.      Menyakiti Rasul dengan berbagai tindakan penganiayaan.
6.      Berusaha untuk membunuhnya.